
Metode Earned Schedule (ES) adalah lanjutan dari metode Earned Value Management (EVM). ES dapat memberikan dampak yang besar pada manajemen proyek. Metode ini memberikan kemampuan kepada manajer proyek untuk menganalisa kinerja jadwal proyek. Metode ES menggunakan satuan waktu untuk menghitung pengendalian jadwal proyek, bukan satuan biaya seperti metode EVM. Metode ES ini pertama kali dikembangkan oleh Lipke pada tahun 2003 yang di tujukan sebagai metode untuk melakukan analisis penjadwalan dengan lebih baik. Metode ES memfasilitasi analisis berbasis waktu dari sebuah penjadwalan sehingga lebih mudah dipahami dibandingkan dengan EVM. Dalam tulisan kali ini kami tidak akan menjelaskan lebih banyak terkait EVM atau pun perbandingan antara EVM dengan ES, akan tetapi akan lebih banyak menjelaskan konsep dasar dan beberapa contoh penerapan metode ES dalam praktek penjadwalan untuk proyek.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapat dari penggunaan metode ES ini, diantaranya adalah :
- Dapat memberikan perkiraan durasi dan tanggal penyelesaian pencapaian, terutama untuk kegiatan yang terlambat
- Memberikan indicator perkiraan waktu/ forecasting
- Menjadi alat analisis penjadwalan dalam pelaksanaan proyek
- Memfasilitasi penelusuran terhadap jadwal yang membutuhkan perhatian khusus
- Indikator peringatan dini terhadap potensi keterlambatan terhadap rencana
- Evaluasi terhadap rencana capaian milestone dalam jadwal pelaksanaan
Dalam ES data yang digunakan adalah Rencana Kumulatif/ Plan Value (PV) dan Realisasi kumulatif/ Earn Value (EV) untuk menghitung pengendalian jadwal proyek dengan cara membandingkan PV dengan EV. Konsep dasar dari menentukan ES yaitu menentukan waktu dimana EV harus sudah terjadi, dimana waktu aktual (AT) dihubungkan sehingga pada waktu EV sama dengan PV.

Pada Metode ES, Nilai yang diperoleh/ Earn Value (EV) pada titik monitor tertentu ditelusur ke depan atau ke belakang terhadap garis kurva rencana atau baseline Nilai Rencana/ Plan Value (PV). Selanjutnya titik persimpangan antara garis telusur ini akan ditarik ke bawah pada sumbu x (skala waktu) untuk mendapatkan pendapatan jadwal/ Earn Schedule (ES). Untuk mendapatkan ES dari sebuah Kurva S Rencana – Realisasi maka diperlukan beberapa pendekatan perhitungan untuk mendapatkan nilai ES yang akurat, dimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
ES = C + I
ES : Earn Schedule / pendapatan jadwal
C : Jumlah periode waktu dimana untuk nilai EV cum >= PV cum
I : Increament, dimana dapat diselesaikan dengan persamaan interpolasi : (EV – PVc)/(PVc+1 – PVC)
Setelah mendapatkan nilai ES maka kita dapat mengembangkan nilai ES untuk mendapatkan data lain sebagai paremeter bahan evaluasi diantaranya :
a) Schedule Variant (SV) / varian/ deviasi jadwal
SV = ES – AT
AT : Actual Time/ waktu atau durasi aktual
b) Earn Schedule Performance Index (SPI t) :
SPI t = ES / AT
c) Independent Estimate at Completion Date (IEAC t)/ Estimasi Independent pada tanggal penyelesaian :
IEAC t = AT + {(PD-ES)/ SPI t}
PD : Plan Duration / Durasi yang direncanakan
Berikut ini kami coba memberikan contoh aplikasi penerapan metode ES untuk evaluasi sebuah contoh kasus penjadwalan dalam sebuah proyek :

Dari contoh kondisi diatas dapat dijelaskan bahwa pada periode Minggu 54 sampai dengan Minggu ke 62 (Actual Time (AT) = 62) didapatkan data progres :
Rencana Kumulatif/ PV cum Minggu 62 : 34,415 %
Realisasi Kumulatif/ EV cum Minggu 62 : 25,934 %
Deviasi progres Minggu 62 : – 8,481 %
Dari kurva yang ada selanjutnya kita dapat membandingkan antara realisasi capaian (EV) terhadap rencana (PV) dengan menarik sebuah garis lurus horisontal dari titik EV di kurva REALISASI menuju kurva RENCANA, sampai dengan didapatkan titik persinggungan antara garis horisontal dengan kurva RENCANA. Titik persinggunan itulah yang selanjutnya kita tarik sebagai garis veritikal searah sumbu x sehingga didapat garis vertikal daintara periode Minggu 58 dan Minggu 59.
Progres Rencana pada M58 adalah 24,742 atau memenuhi syarat C dimana :
EV cum M62 >= PV cum M58 atau 25,934% >= 24,742%
sehingga C adalah di Minggu 58
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai diantara Minggu 58 dan Minggu 59 tersebut kita bisa melakukan perhitungan secara interpolasi mengikuti persamaan diatas atau :
I = (Progres Realisasi kum. M62 – Progres Rencana kum.M58)/ (Progres Rencana kum. M59 + Progres Rencana kum M58)
I = (25,934% – 24,742%)/ (26,625% – 24,742%)
I = 0,642
Dengan persamaan ES = C + I maka di dapat nilai ES adalah
ES = 58 + 0,642
ES = 58, 642 Minggu
Sehingga didapatkan SV (Schedule Variant) = ES – AT
SV = 58,642 – 62
SV = – 3,4 minggu atau terlambat 24 hari dari rencana

Dari contoh pembahasan yang ada maka di dijelaskan bahwa pendapatan jadwal (ES) sampai dengan Minggu 62 adalah 58,6 Minggu atau terlambat selama 24 hari dari Rencana. Apabila kita coba mengembangkan data yang telah didapatkan untuk mendapatkan Independent Estimate at Completion (IEAC) maka jika sebagai contoh kita mengambil Milestone di Minggu 69 (Plan Duration (PD) : 69) dimana ditargetkan tercapai Rencana progres kumulatif sebesar 54, 177% , maka dengan data dan perhitungan yang dilakukan dapat di estimasi bahwa Rencana progres M69 sebesar 54,177% baru bisa dapat tercapai pada Minggu 73 (M73). Dengan adanya estimasi yang ada maka dapat menjadi indikator untuk melakukan evaluasi terhadap produktifitas dan manajerial untuk menanggulangi kendala dan memperbaiki performa proyek, Evaluasi dapat dilakukan dan tidak terbatas pada aspek Tenaga Kerja, Metode Pelaksanaan, Ketersediaan Material, Produktifitas Alat, dan Moneter.
Demikianlah salah satu contoh penerapan Metode ES dan sebenarnya masih banyak manfaat penerapan metode ES ini dalam penjadwalan yang dapat anda pelajari dan kembangkan dari referensi – referensi yang ada untuk menunjang profesi khususnya dalam bidang Manajemen dan Proyek, semoga berguna dan dapat dikembangkan untuk dapat lebih bermanfaat.